DISPARITAS ANTARA PEJABAT DAN RAKYAT" Dalam Perspektif Hukum Sebab Akibat

Jika ada yang bertanya Kenapa sich Masyarakat ngamuk....? 

Dalam terminologi lama ada istilah TIDAK AKAN ADA ASAP KALAU TIDAK ADA API 

Pertama. Salah satu yang membuat masyarakat marah karena adanya DISPARITAS pendapatan antara pejabat dan rakyat yang sangat jomplang, selain itu ketika membuat produk UU, yang berkaitan dengan kepentingan publik seperti tidak dihiraukan,  RUU Masyarakat adat, RUU memiskinkan koruptor dan yang lainnya. sementara disisi lain UU Omni buslaw, dan UU yang berkaitan dengan kepentingan yang berkepentingan sangat cepat diselesaikan, 

Lalu disisi lain statement statement liar yang  bisa menyinggung hati masyarakat tidak terkontrol keluar mulut pejabat, seperti guru jadi beban negara, lalu ada statement yang menyebut bahwa pendemo yang ingin membubarkan DPR adalah orang TE OL-OL...., ini kan komunikasi yang tidak etis kemudian belum ada investigasi apa apa, sudah ada statement bahwa demo ini ada yang menunggangi. Ini maksudnya apa...? kemarahan yang semakin memuncak selain disparitas dan statement statemen liar, publik itu melihat yang sederhana saja secara kasat mata bhw ada yang dilindas oleh mobil rantis, sehingga ketika kejadian ini terjadi, maka kepulan asap tidak sekedar di jakarta tapi daerah daerah pun ikut bergolak. 

Kedua Hukum Sebab Akibat yang akumulatif, 
Jika menengok ke belakang keputusan kelam dari MK yang mengabulkan permohonan bhw syarat menjadi wakil presiden itu usianya diturunkan, dengan dalih ini untuk menjaring para generasi muda yang potensial, padahal hemmmm... semua publik bisa membaca apa motif dibalik keputusan MK itu dan banyak lagi yang lainnya tidak mungkin hal ini saya tuangkan dalam tulisan yang singkat ini. 

Dengan demikian, jika anda pejabat negara, maka komunikasinya diperbaiki agar tidak menyebabkan riuh rendah di akar rumput.

Bagi Presiden Prabowo segera ambil keputusan yang cepat untuk mereda gejolak ini supaya negara ini segera pulih, saya yakin bapak mampu membaca situasi ini, dalam hal ini bukan saya mengajarkan bapak berenang agar bapak segera memangkas benalu benalu yang merusak citra diri dan kabinet bapak, saya tidak rela bapak harus dimakjulkan karena situasi ini, justru bapak harus tampil patriotik untuk mengatasi masalah ini dengan cepat. 

semoga bapak diberi kekuatan dan kesehatan dalam memimpin negeri ini dalam situasi yang tidak menentu.

Penulis : Drs. Rosidin, M.I.Kom
Kaprodi Ilmu Pemerintahan dan Administrasi Publik
STISIP Banten Raya Kampus Tangerang.

1 Komentar

  1. Pakta sulit terbantahkan...tetapi lebih sering diputarbalikkan. Menganggap rakyat itu "dungu"

    BalasHapus